"Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata." (Amsal 31:10)
Bagaimana Anda mengukur seorang wanita? Dari
nilainya? Dari kecantikannya yang sesungguhnya? Dari totalitasnya?
Menurut sejarah, jelaslah bahwa kriteria sering kali sangatlah spesifik
dan terbatas. Dan masyarakat sekarang menggarisbawahi pandangan sempit
ini dengan berbagai cara. Singkatnya, masyarakat sekarang lebih
memandang penampilan fisik. Film, majalah, televisi semuanya terus
menyaksikan godaan dari luar ini.
Namun, pandangan Tuhan terhadap wanita jauh lebih
luas. Dengan jelas, Tuhan tidak menentang kecantikan -- tidak juga pada
kecantikan sensual. Dengan cara yang unik dan yang tidak dapat
dibandingkan, Ia menciptakan perempuan "karena laki-laki" (1 Korintus
11:9). Dan pria pada umumnya menyaksikan ini dalam kenyataan. Pria
memberi tanggapan pada apa yang dia lihat. Pada kenyataannya, Allah
sendiri melihat bahwa apa yang telah Ia ciptakan itu "sungguh amat baik"
(Kejadian 1:31). Meskipun bagian dari apa yang Tuhan lihat itu adalah
kecantikan fisik (Kejadian 2:25), namun kualitas yang terpenting adalah
apa yang ada di dalamnya. Ini jelas dari seluruh Alkitab.
Sayangnya, pandangan Tuhan ini ditujukan pada wanita
yang sudah menikah. Dosa, masuk ke dunia, menyebabkan laki-laki berfokus
pada kecantikan dari luar dan menyalahgunakannya, merusaknya, dan
menggunakannya untuk berbagai kepentingan diri sendiri.
Walaupun demikian, pandangan Tuhan terus berlaku!
Laki-laki dan perempuan yang mencari kehendak Tuhan akan dapat menemukan
arti dari pandangan Tuhan ini. Pandangan ini tidak menghapus kecantikan
fisik ataupun menghilangkan kualitas dari dalam. Pandangan Tuhan tentu
saja menyertakan keduanya, tetapi memberi penekanan pada kapan harus
digunakan, apa yang nyata, abadi, dan memberi kepuasan yang terdalam,
dan semuanya ada dalam hukum moral-Nya. Kami percaya Anda akan
menanggapi pesan ini dengan serius. Bila Anda mau, ini akan bisa
mengubah hidup Anda.
Rasul Paulus, saat menyatakan persyaratan bagi para
penilik jemaat dalam 1 Timotius 3 dan Titus 1, menggambarkan sosok yang
dinamis bagi kematangan orang Kristen, tidak hanya bagi laki-laki tetapi
juga untuk para wanita. Faktanya, sebagian besar kualitas yang Paulus
catat bagi laki-laki di pasal-pasal tersebut diulangi lagi di kitab lain
di Perjanjian Baru untuk semua anggota Tubuh Kristus.
Namun Paulus, dan juga Rasul Petrus, merinci lagi
beberapa kualitas yang secara unik diperuntukkan bagi para wanita. Sifat
baik ini pada gilirannya menjadi kriteria untuk mengukur kedewasaan
orang Kristen dan kecantikan yang sesungguhnya dan yang abadi.
Perhatikan, bahwa meskipun kualitas-kualitas ini
secara khusus untuk perempuan, namun sering diulang di bagian lain di
Perjanjian Baru untuk seluruh anggota Tubuh Kristus, sama seperti
kualitas dalam 1 Timotius 3 dan Titus 1 yang juga untuk pria.
Setidaknya ada tiga bagian dalam Perjanjian Baru yang
menyatakannya secara tegas. Meskipun ada kualitas yang diulang, setiap
bagian tersebut juga menekankan beberapa sifat unik untuk mengukur
tingkat kedewasaan wanita Kristen.
1 Timotius 3:11, "Demikian pula isteri-isteri
hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan
diri dan dapat dipercayai dalam segala hal."
Titus 2:3-5, "Demikian juga perempuan-perempuan yang
tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan
memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal
yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda
mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin
mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar
Firman Allah jangan dihujat orang."
1 Petrus 3:1-4, "Demikian juga kamu, hai
isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara
mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan
dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana
murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. Perhiasanmu janganlah secara
lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas
atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu
ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak
binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat
berharga di mata Allah."
Ketiga bagian Alkitab ini membentuk dasar bagi
pembelajaran ini. Setiap bagian menyerukan beberapa aspek penting yang
mencerminkan kualitas kecantikan dari dalam. Lebih jauh ayat-ayat
tersebut menggambarkan apa yang ingin dilihat oleh semua manusia
(laki-laki khususnya) dalam diri wanita. Faktanya, tanpa ayat-ayat
tersebut, kecantikan fisik hanyalah sementara dan semu. Dengan ayat-ayat
tersebut, apa yang dianggap kekurangan fisik ditutupi dengan apa yang
sangat berarti dan yang patut disayangi.(Henny ditulis ulang dari : God's Perspective on Beauty)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar